Sabtu, 11 Juni 2011

Negara Dengan Kekuatan Nuklir Terbesar Di Dunia


Pengembangan senjata Nuklir ini dimulai sejak perang dunia ke Dua, yang akhirnya telah menghancurkan Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945. Hingga sekarang beberapa negara masih berlomba - lomba untuk mengembangkan nuklir.
Dua negara yang sejak dulu telah saling berlomba - lomba untuk mengembangkannya adalah Rusia dan Amerika serikat.

Semoga saja tidak ada orang - orang yang berusaha menyulut perang dunia. Karena jika terjadi perang, Anda pasti bisa bayangkan bagaiamana dasyatnya perang itu..
Berikut ini daftar 9 Negara yang paling banyak memiliki BOM Nuklir terbanyak di dunia.



1. Amerika Serikat ( United States Of America)

Test Pertama 1945
Ukuran Persediaan Nuklir 5.113
Test Nuklir Terakhir 1992
Amerika telah melakukan total 1.054 kali percobaan nuklir dan memiliki jangkauan Bom sejauh 13.000 KM. Test nuklir US yang pertama kali,"Trinity", tahun 1945 merupakan ledakan bom nuklir pertama kali di dunia. Yang kemudian seorang Ilmuwan yang sangat terkenal, Albert Einstein mengusulkan pada Presiden Amerika Franklin Rosevelt untuk membuat senjata bom nuklir. Hingga akhirnya digunakan untuk melumpuhkan Jepang saat itu, dengan menjatuhkan "little boy" di kota Hiroshima dan Nagasaki, pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.

Saat ini Amerika memiliki 20 pusat pengembangan nuklir. Walaupun demikian, Amerika pernah melakukan beberapa kesalahan pada saat melakukan percobaan bom nuklirnya, antara lain di kota Atlantic, New Jersey pada tahun 1957, di daerah Thule Air Base, Greenland pada 1968, Savannah, Georgia pada 1958, Goldsboro, North Carolina pada 1961, di perairan dekat Palomares, Spanyol pada 1966 dan di dekat Okinawa pada 1965. Untungnya tidak ada yang benar - benar menyebabkan bencana nuklir yang parah.

 2. Russia

Test Pertama 1949
Ukuran Persediaan Nuklir 2,825, Rekor Stok terbanyak mencapai: 41,000
Test Nuklir Terakhir 1992

Russia menjadi negara kedua yang meledakan bom nuklir di dunia, yaitu pada tahun 1949. Pada tahun 1990 Russia melakukan sedikitnya 715 test nuklir termasuk juga penggunaan 969 peralatan nuklir. "Joe-1" adalah nama dari ledakan pertama nuklir Rusia. Ledakan ini berkekuatan hingga 20 Kilo Ton!.
"Tsar Bomb",merupakan bom nuklir terberat yang pernah diledakan Rusia pada tahun 1967. Ledakan ini berkekuatan hingga 57.000 kilo ton!. Walaupun sebenarnya direncanakan untuk mampu mencapai kekuatan 100.000 kilo ton.

Bom nuklir terbesar kedua yang diledakanadalah Castle Bravo. Diledakan pada tahun 1954 oleh Amerika Serikat. Ledakan ini berkekuatan hingga 15.000 Kilo Ton.


3. Inggris (United Kingdom)

Test Pertama 1952
Ukuran Persediaan Nuklir 225
Test Nuklir Terakhir 1991

Pada tahun 1968, Inggris menandatangani perjanjian untuk tidak mengembangkan Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty. ). Inggris dan Amerika telah bekerjasama dengan baik di bidang keamanan nuklir hingga sejak tahun 1958 mengadakan persetujuan kerjasama di bidang pertahanan (Mutual Defence Agreement). Ke-dua negara ini telah saling bertukar informasi dan bekerjasama dalam bidang senjata - senjata nuklir.
 


4. Perancis

Test Pertama 1960
Ukuran Persediaan Nuklir 300
Test Nuklir Terakhir
1995

Seperti Inggris, Perancis juga Anggota dari Nuclear Non-Proliferation Treaty. Pada tahun 19689, Perancis melakukan percobaan bom nuklir yang bersifat Fusion Bom. Perancis pertama kali membuat bom nukir pada tahun 1958, ketika dibawah pemerintahan Charles de Gaulle dan kemudian dilakukan percobaan pada tahun 1960. Hingga saat ini Perancis telah melakukan sekitar 200 percobaan Nuklir.
5. CHINA

Test Pertama 1964
Ukuran Persediaan Nuklir 240
Test Nuklir Terakhir 1996

Setelah test pertama bom atomnya, China melakukan test Bom Hidrogen pada tahun 1967. China sekarng memiliki sekitar 180 Bom Nuklir aktif yang siap perang. China adalah satu - satunya negara pemilik senjata nuklir yang memberikan asuransi kepada negara - negara yang tidak memiliki senjata nuklir : "China tidak akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan negara yang tidak memiliki senjata nuklir dan atau tidak akan meledakan bom nuklir di zona yang bebas senjata nuklir kapan pun dalam kondisi apa pun."


6. INDIA

Test Pertama 1974
Ukuran Persediaan Nuklir 40-95
Test Nuklir Terakhir 1998

India memiliki senjata nulir dan juga mampu mengirimnya melalui pesawat udara dan kapal laut. Pasukan bersenjata nuklir ini tengah dikembangkan. Test bom nuklir pertama India menariknya dinamakan "Smilling Biddha" atau "Senyum Buddha" yang diharapkan menjadi ledakan nuklir yang damai.?. Namun setelah peledakan pada tahun 1998, India mengalami gelombang sangsi ekonomi dari Amerika, Jepang, dan negara - negara lainnya. Namun sekarang India malah mendapatkan persetujuan Pakta Nuklir India dari Amerika Serikat, yang memungkinkan India memperoleh akses lebih terhadap teknologi atom milik negara barat.

7. PAKISTAN

Test Pertama 28 Mei 1998
Ukuran Persediaan Nuklir 70-90
Test Nuklir Terakhir 30 Mei 1998

Setelah India melakukan test bom nuklir awal tahun 1998, Pakistan pun mulai melakukan respon terhadap "Smilling Buddha " itu. Perdana Menteri Pakistan Zulfiqar Ali Bhutto berkata setelah test,"Jika India membuat sebuah bom, kita akan makan rumput dan daun selama rubuan tahun, ..., tetapi kita akan memilikinya(bom) juga. Kaum kristen memiliki bom, yahudi memiliki bom, dan sekarang kaum kristen juga mempunyai bom. Kenapa tidak umat Muslim memilikinya juga?"
Orogram Nuklir Pakistan dimulai sejak tahun 1956, namun, program tersebut terhenti ketika Presiden Ayub Khan memaksakan hukum darurat perang yang pertama , ketika para teknisi nuklir meyakinkan presiden untuk memberikan ijin untuk melanjutkan program ini, presiden Ayub Khan menolaknya. Presiden Ayub Khan mengatakan bahwa Pakistan tidak memerlukan bom.

8. KOREA UTARA

Test Pertama 2006
Ukuran Persediaan Nuklir kurang dari 10
Test Nuklir Terakhir 2009

Sebagai sebuah negara yang memiliki gudang senjata kimia yang besar, korea utara merupakan negara pemilik nuklir yang "penuh". Sekarang Korea Utara memiliki dua reaktor nuklir yang aktif. Dan pada tahun 2006 ,tepatnya tanggal 9 OktoberKorea Utara melakukan test nuklir pertamanya.

9. ISRAEL

Test Pertama Dimungkinkan tahun 1979
Ukuran Persediaan Nuklir Lebih dari 400
Test Nuklir Terakhir Dimungkinkan tahun 1979

Israel bukan hanya diyakini mempunyai senjata nuklir siap tempur saja, namun juga mampu menembakannya menggunakan misil balistic antar benua, pesawat tempur, dan angkatan laut. Israel memulai penelitian Nuklirnya segera setelah ditemukannya nuklir. Israel membangun reaktor pertamnya pada tahun 1950, dan membuat senjata nuklir pertamanya pada tahun 60 an, namun sekarang perlakuan terhadapnya seperti bukan sebagai negara nuklir. Namun,malah negara - negara eropa termasuk Inggris dan Perancis membantu Israel dalam usahanya untuk mengembangkan nuklir.
Israel juga diyakini telah menciptakan bom nuklir mini yang cukup kecil untuk dimasukan kedalam kanctong. Bahkan, lebih dari itu, Israel juga dilaporkan memiliki Bom neutron yang jumlahnya tidak diketahui.

Kamis, 09 Juni 2011

Fakta Rahasia Dibalik Kisah G30S PKI

Hari Selasa, pengujung tahun 1966. Penjara Militer Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Dua pria berhadapan. Yang satu bertubuh gempal, potongan cepak berusia 39 tahun. Satunya bertubuh kurus, usia 52 tahun. Mereka adalah Letnan Kolonel Untung Samsuri dan Soebandrio, Menteri Luar Negeri kabinet Soekarno. Suara Untung bergetar. “Pak Ban, selamat tinggal. Jangan sedih,” kata Untung kepada Soebandrio.

Itulah perkataan Untung sesaat sebelum dijemput petugas seperti ditulis Soebandrio dalam buku Kesaksianku tentang G30S. Dalam bukunya, Soebandrio menceritakan, selama di penjara, Untung yakin dirinya tidak bakal dieksekusi. Untung mengaku G-30-S atas setahu Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal Soeharto.


Keyakinan Untung bahwa ia bakal diselamatkan Soeharto adalah salah satu “misteri” tragedi September-Oktober. Kisah pembunuhan para jenderal pada 1965 adalah peristiwa yang tak habis-habisnya dikupas. Salah satu yang jarang diulas adalah spekulasi kedekatan Untung dengan Soeharto.

Memperingati tragedi September kali ini, Koran Tempo bermaksud menurunkan edisi khusus yang menguak kehidupan Letkol Untung. Tak banyak informasi tentang tokoh ini, bahkan dari sejarawan “Data tentang Untung sangat minim, bahkan riwayat hidupnya,” kata sejarawan Asvi Warman Adam.

Potongannya seperti preman

Tempo berhasil menemui saksi hidup yang mengenal Letkol Untung. Salah satu saksi adalah Letkol CPM (Purnawirawan) Suhardi. Umurnya sudah 83 tahun. Ia adalah sahabat masa kecil Untung di Solo dan bekas anggota Tjakrabirawa. Untung tinggal di Solo sejak umur 10 tahun. Sebelumnya, ia tinggal di Kebumen. Di Solo, ia hidup di rumah pamannya, Samsuri. Samsuri dan istrinya bekerja di pabrik batik Sawo, namun tiap hari membantu kerja di rumah Ibu Wergoe Prajoko, seorang priayi keturunan trah Kasunan, yang tinggal di daerah Keparen, Solo. Wergoe adalah orang tua Suhardi.

“Dia memanggil ibu saya bude dan memanggil saya Gus Hardi,” ujar Suhardi. Suhardi, yang setahun lebih muda dari Untung, memanggil Untung: si Kus. Nama asli Untung adalah Kusman. Suhardi ingat, Untung kecil sering menginap di rumahnya. Tinggi Untung kurang dari 165 sentimeter, tapi badannya gempal.

“Potongannya seperti preman. Orang-orang Cina yang membuka praktek-praktek perawatan gigi di daerah saya takut semua kepadanya,” kata Suhardi tertawa. Menurut Suhardi, Untung sejak kecil selalu serius, tak pernah tersenyum. Suhardi ingat, pada 1943, saat berumur 18 tahun, Untung masuk Heiho. “Saya yang mengantarkan Untung ke kantor Heiho di perempatan Nonongan yang ke arah Sriwedari.”

Setelah Jepang kalah, menurut Suhardi, Untung masuk Batalion Sudigdo, yang markasnya berada di Wonogiri. “Batalion ini sangat terkenal di daerah Boyolali. Ini satu-satunya batalion yang ikut PKI (Partai Komunis Indonesia),” kata Suhardi. Menurut Suhardi, batalion ini lalu terlibat gerakan Madiun sehingga dicari-cari oleh Gatot Subroto.

Clash yang terjadi pada 1948 antara Republik dan Belanda membuat pengejaran terhadap batalion-batalion kiri terhenti. Banyak anggota batalion kiri bisa bebas. Suhardi tahu Untung kemudian balik ke Solo. “Untung kemudian masuk Korem Surakarta,” katanya. Saat itu, menurut Suhardi, Komandan Korem Surakarta adalah Soeharto. Soeharto sebelumnya adalah Komandan Resimen Infanteri 14 di Semarang. “Mungkin perkenalan awal Untung dan Soeharto di situ,” kata Suhardi.

Keterangan Suhardi menguatkan banyak tinjauan para analisis. Seperti kita ketahui, Soeharto kemudian naik menggantikan Gatot Subroto menjadi Panglima Divisi Diponegoro. Untung lalu pindah ke Divisi Diponegoro, Semarang. Banyak pengamat melihat, kedekatan Soeharto dengan Untung bermula di Divisi Diponegoro ini. Keterangan Suhardi menambahkan kemungkinan perkenalan mereka sejak di Solo.

Hubungan Soeharto-Untung terjalin lagi saat Soeharto menjabat Panglima Kostrad mengepalai operasi pembebasan Irian Barat, 14 Agustus 1962. Untung terlibat dalam operasi yang diberi nama Operasi Mandala itu. Saat itu Untung adalah anggota Batalion 454 Kodam Diponegoro, yang lebih dikenal dengan Banteng Raiders.

Di Irian, Untung memimpin kelompok kecil pasukan yang bertempur di hutan belantara Kaimana. Sebelum Operasi Mandala, Untung telah berpengalaman di bawah pimpinan Jenderal Ahmad Yani. Ia terlibat operasi penumpasan pemberontakan PRRI atau Permesta di Bukit Gombak, Batusangkar, Sumatera Barat, pada 1958. Di Irian, Untung menunjukkan kelasnya. Bersama Benny Moerdani, ia mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno.

“Kedua prestasi inilah yang menyebabkan Untung menjadi anak kesayangan Yani dan Soeharto,” kata Kolonel Purnawirawan Maulwi Saelan, mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, atasan Untung di Tjakrabirawa, kepada Tempo.

Untung masuk menjadi anggota Tjakrabirawa pada pertengahan 1964. Dua kompi Banteng Raiders saat itu dipilih menjadi anggota Tjakrabirawa. Jabatannya sudah letnan kolonel saat itu.

Anggota Tjakrabirawa dipilih melalui seleksi ketat. Pangkostrad, yang kala itu dijabat Soeharto, yang merekomendasikan batalion mana saja yang diambil menjadi Tjakrabirawa.

Sebab, menurut Suhardi, siapa pun yang bertugas di Jawa Tengah mengetahui banyak anggota Raiders saat itu yang eks gerakan Madiun 1948. “Pasti Soeharto tahu itu eks PKI Madiun.”

Di Tjakrabirawa, Untung menjabat Komandan Batalion I Kawal Kehormatan Resimen Tjakrabirawa. Batalion ini berada di ring III pengamanan presiden dan tidak langsung berhubungan dengan presiden. Maulwi, atasan Untung, mengaku tidak banyak mengenal sosok Untung.

Suhardi masuk Tjakrabirawa sebagai anggota Detasemen Pengawal Khusus. Pangkatnya lebih rendah dibanding Untung. Ia letnan dua. Pernah sekali waktu mereka bertemu, ia harus menghormat kepada Untung. Suhardi ingat Untung menatapnya. Untung lalu mengucap, “Gus, kamu ada di sini….”

“Mengapa perhatian Soeharto terhadap Untung begitu besar?” Menurut Maulwi, tidak ada satu pun anggota Tjakra yang datang ke Kebumen. “Kami, dari Tjakra, tidak ada yang hadir,” kata Maulwi.

Dalam bukunya, Soebandrio melihat kedatangan seorang komandan dalam pesta pernikahan mantan anak buahnya adalah wajar. Namun, kehadiran Pangkostrad di desa terpencil yang saat itu transportasinya sulit adalah pertanyaan besar. “Jika tak benar-benar sangat penting, tidak mungkin Soeharto bersama istrinya menghadiri pernikahan Untung,” tulis Soebandrio. Hal itu diiyakan oleh Suhardi. “Pasti ada hubungan intim antara Soeharto dan Untung,” katanya.

Soeharto: Sikat saja, jangan ragu

Dari mana Letkol Untung percaya adanya Dewan Jenderal? Dalam bukunya, Soebandrio menyebut, di penjara, Untung pernah bercerita kepadanya bahwa ia pada 15 September 1965 mendatangi Soeharto untuk melaporkan adanya Dewan Jenderal yang bakal melakukan kup. Untung menyampaikan rencananya menangkap mereka.

Bila kita baca transkrip sidang pengadilan Untung di Mahkamah Militer Luar Biasa pada awal 1966, Untung menjelaskan bahwa ia percaya adanya Dewan Jenderal karena mendengar kabar beredarnya rekaman rapat Dewan Jenderal di gedung Akademi Hukum Militer Jakarta, yang membicarakan susunan kabinet versi Dewan Jenderal.

Maulwi melihat adalah hal aneh bila Untung begitu percaya adanya informasi kudeta terhadap presiden ini. Sebab, selama menjadi anggota pasukan Tjakrabirawa, Untung jarang masuk ring I atau ring II pengamanan presiden. Dalam catatan Maulwi, hanya dua kali Untung bertemu dengan Soekarno. Pertama kali saat melapor sebagai Komandan Kawal Kehormatan dan kedua saat Idul Fitri 1964. “Jadi, ya, sangat aneh kalau dia justru yang paling serius menanggapi isu Dewan Jenderal,” kata Maulwi.

Menurut Soebandrio, Soeharto memberikan dukungan kepada Untung untuk menangkap Dewan Jenderal dengan mengirim bantuan pasukan. Soeharto memberi perintah per telegram Nomor T.220/9 pada 15 September 1965 dan mengulanginya dengan radiogram Nomor T.239/9 pada 21 September 1965 kepada Yon 530 Brawijaya, Jawa Timur, dan Yon 454 Banteng Raiders Diponegoro, Jawa Tengah. Mereka diperintahkan datang ke Jakarta untuk defile Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober.


Pasukan itu bertahap tiba di Jakarta sejak 26 September 1965. Yang aneh, pasukan itu membawa peralatan siap tempur. “Memang mencurigakan, seluruh pasukan itu membawa peluru tajam,” kata Suhardi. Padahal, menurut Suhardi, ada aturan tegas di semua angkatan bila defile tidak menggunakan peluru tajam. “Itu ada petunjuk teknisnya,” ujarnya.


Pasukan dengan perlengkapan siaga I itu kemudian bergabung dengan Pasukan Kawal Kehormatan Tjakrabirawa pimpinan Untung. Mereka berkumpul di dekat Monumen Nasional.


Soeharto melewati pasukan yang hendak membunuh 7 jenderal

Dinihari, 1 Oktober 1965, seperti kita ketahui, pasukan Untung bergerak menculik tujuh jenderal Angkatan Darat. Malam itu Soeharto , menunggui anaknya, Tommy, yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto. Di rumah sakit itu Kolonel Latief, seperti pernah dikatakannya sendiri dalam sebuah wawancara berusaha menemui Soeharto.

Adapun Untung, menurut Maulwi, hingga tengah malam pada 30 September 1965 masih memimpin pengamanan acara Presiden Soekarno di Senayan. Maulwi masih bisa mengingat pertemuan mereka terakhir terjadi pada pukul 20.00. Waktu itu Maulwi menegur Untung karena ada satu pintu yang luput dari penjagaan pasukan Tjakra. Seusai acara, Maulwi mengaku tidak mengetahui aktivitas Untung selanjutnya.

Ketegangan hari-hari itu bisa dirasakan dari pengalaman Suhardi sendiri. Pada 29 September, Suhardi menjadi perwira piket di pintu gerbang Istana. Tiba-tiba ada anggota Tjakra anak buah Dul Arief, peleton di bawah Untung, yang bernama Djahurup hendak masuk Istana. Menurut Suhardi, tindakan Djahurup itu tidak diperbolehkan karena tugasnya adalah di ring luar sehingga tidak boleh masuk. “Saya tegur dia.”

Pada 1 Oktober pukul 07.00, Suhardi sudah tiba di depan Istana. “Saya heran, dari sekitar daerah Bank Indonesia, saat itu banyak tentara.” Ia langsung mengendarai jip menuju markas Batalion 1 Tjakrabirawa di Tanah Abang.

“Saya ingat yang jaga saat itu adalah Kopral Teguh dari Banteng Raiders,” kata Suhardi. Begitu masuk markas, ia melihat saat itu di Tanah Abang semua anggota kompi Banteng Raiders tidak ada.

Begitu tahu hari itu ada kudeta dan Untung menyiarkan susunan Dewan Revolusi, Suhardi langsung ingat wajah sahabat masa kecilnya dan sahabat yang sudah dianggap anak oleh ibunya sendiri tersebut. Teman yang bahkan saat sudah menjabat komandan Tjakrabirawa bila ke Solo selalu pulang menjumpai ibunya. “Saya tak heran kalau Untung terlibat karena saya tahu sejak tahun 1948 Untung dekat dengan PKI,” katanya.

Kepada Oditur Militer pada 1966, Untung mengaku hanya memerintahkan menangkap para jenderal guna dihadapkan pada Presiden Soekarno. “Semuanya terserah kepada Bapak Presiden, apa tindakan yang akan dijatuhkan kepada mereka,” jawab Untung.

Heru Atmodjo, Mantan Wakil Asisten Direktur Intelijen Angkatan Udara, yang namanya dimasukkan Untung dalam susunan Dewan Revolusi, mengakui Sjam Kamaruzzaman- lah yang paling berperan dalam gerakan tersebut. Keyakinan itu muncul ketika pada Jumat, 1 Oktober 1965, Heru secara tidak sengaja bertemu dengan para pimpinan Gerakan 30 September: Letkol Untung, Kolonel Latief, Mayor Sujono, Sjam Kamaruzzaman, dan Pono. Heru melihat justru Pono dan Sjam-lah yang paling banyak bicara dalam pertemuan itu, sementara Untung lebih banyak diam.

“Saya tidak melihat peran Untung dalam memimpin rangkaian gerakan atau operasi ini (G-30-S),” kata Heru saat ditemui Tempo.

Soeharto: Letkol Untung murid pimpinan PKI

Soeharto, kepada Retnowati Abdulgani Knapp, penulis biografi Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President, pernah mengatakan memang kenal dekat dengan Kolonel Latif maupun Untung. Tapi ia membantah isu bahwa persahabatannya dengan mereka ada kaitannya dengan rencana kudeta.

“Itu tak masuk akal,” kata Soeharto. ”Saya mengenal Untung sejak 1945 dan dia merupakan murid pimpinan PKI, Alimin. Saya yakin PKI berada di belakang gerakan Letkol Untung,” katanya kepada Retnowati.

Demikianlah Untung. Kudeta itu bisa dilumpuhkan. Tapi perwira penerima Bintang Sakti itu sampai menjelang ditembak pun masih percaya bakal diselamatkan.